Kalau ditanya padamu, apakah tugas anggota dewan yang duduk nyaman di gedung DPR RI? Tentu kamu akan menjawab jika mereka sibuk merumuskan kebijakan untuk kebaikan pemerintahan Indonesia. Namun bagaimana perasaanmu jika anggota DPR baru-baru ini mengeluarkan wacana pembelian kasur rumah dinas sebesar Rp 12 miliar?
Tentu kamu akan melotot dan bertanya-tanya. Kasur jenis apa mencapai dua belas miliar rupiah? Apakah disulam dengan benang emas? Kalau kamu kaget maka kamu tak sendirian. Semenjak Direktur Center for Budger Analysis, Uchok Sky Khadafi mengungkapkan hal itu, publik pun mendadak heran.
"Masak DPR mau beli kasur? Memangnya anggota dewan itu mau tidur atau mau bekerja?" tanya Uchok. Menanggapi hal itu, Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR, Roem Kono justru mengaku tak tahu. Roem berdalih jika anggaran kasur itu urusan internal di Sekjen DPR. "Kalian cek harga kasur di pasaran, berapa harganya? Kan masing-masing merk ada harganya. Kasur banyak merk kalau dana itu di-mark up yang sudah usut langsung saja. Kenapa pusing? Tinggal tangkap pelakunya. Selama itu nggak jadi kasus ya tidak mempersoalkan. Saya cuma kontrol saja," ungkap bapak Roem santai.
Diketahui rupanya anggaran belasan miliar rupiah itu terbagi menjadi tiga jenis. Berikut rincian alokasi anggaran rencana pembelian kasur bagi para anggota dewan di rumah dinas mereka masing-masing :
1. Pengadaan Spring Bed Rumah Jabatan Anggota DPR RI Kalibata Rp 10.304.525.000
2. Pengadaan Spring Bed Rumah Jabatan Anggota DPR RI Ulujami sebesar Rp 847.110.000
3. Pengadaan Spring Bed Wisma Griya Sabha sebesar Rp 1.300.860.000
Namun Wakil Presiden
Jusuf Kalla membantah jika pemerintah menyetujui anggaran 12 miliar rupiah untuk pembelian kasur anggota dewan itu. Menurut JK, rencana anggaran DPR disetujui atau tidak harus melalui rapat pleno dan tak bisa diputuskan dengan enteng. Wakil Ketua DPR RI, Taufik Kurniawan juga mengakui bahwa dalam RAPBN 2016 ada 7 proyek DPR yang masih sebatas pembahasan.
Hmm, kalau seandainya memang benar mereka membeli kasur senilai dua belas miliar rupiah, bagaimana menurut hematmu, gaes?
Sumber : Merdeka